1 Persiapan kolam ikan lele Peternak Kelompok Pembudidaya Ikan Maju Bersama memberikan pakan lele dengan metode pemeliharaan probiotik, Ciluar, Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019). Selain tidak Margoyoso Kab. Pati. Atau jika anda berminat bisa langsung sms/call ke 087746244325. atau email : maz_yoks@ymail.com. kami melayani jumlah pesanan partai besar. Kelompok kami MINA MAKMUR beranggotakan sekitar 20 orang pembibit yang sudah berpengalaman dibidang pembibitan rata rata diatas 5 Tahun. Diposting oleh Mas Yoks di 22.36. Carakedua adalah dengan memberikan pakan berupa makanan yang banyak mengandung sumber protein tinggi. Seperti pellet ikan yang diberikan dengan dosis 3-4% dari berat badan ikan lele. Lakukan pemberian pakan dengan cara diberikan sedikit demi sedikit agar tidak banyak pakan yang terbuang percuma sebagaimana Cara budidaya ikan aquaponik. Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. - Berikut ini cara budi daya ikan lele di kolam terpal. Lele merupakan ikan air tawar, berpatil, badannya licin, bagian mulutnya bersungut, warna punggungnya hitam kadang-kadang agak kelabu, bagian perutnya berwarna putih agak kelabu, begitu dalam KBBI. Apabila dilakukan secara intensif, budi daya ikan lele akan sangat menguntungkan. Penggunaan kolam terpal untuk budi daya ikan lele bisa menjadi satu alternatif sebagai pemanfaatan pekarangan rumah. Baca juga Dorong Ketahanan Pangan, eFishery Kolaborasi dengan Pembudidaya Ikan di Daerah Baca juga Kisah Sukses iForte Digitalisasi UMKM JALA tech di Budidaya Tambak dan Lemonto di Olahan Lemon PETERNAK IKAN LELE - Kelompok Usaha Ternak Ikan Lele 07 Cimone, Karawaci, Kota Tangerang, sukses dalam membudidayakan ikan lele di masa pandemi ini, Jumat 15/10/2021. Permintaan ikan lele dari Kutil 07 Cimone ini yang makin terus meningkat, tidak saja di tingkat lokal bahkan dilirik oleh pembeli dari negeri jiran Malaysia. WARTA KOTA/NUR ICHSAN WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN Sebelum melakukan budidaya, kenali dulu syarat hidup ikan lele sebagaimana dikutip dari Syarat Hidup Ikan Lele 1. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20 derajat Celcius dengan suhu optimal antara 25 sampai 28 derajat Celcius. Untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26 sampai 30 derajat Celcius dan untuk pemijahan 24-28 derajat Celcius. 2. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan lele. 3. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup walaupun kondisi airnya buruk, keruh, kotor dan hanya mengandung sedikit sekali zat O2 oksigen. 4. Perairan yang baik adalah banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir. 5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup jangan menanam terlalu banyak enceng gongok. 6. mempunyai tingkat pH 6,5-9 kesadahan derajat butiran kasar maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity kekeruhan bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter. Pembuatan Kolam Terpal Pengenalan Ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain harganya yang terjangkau, ikan lele juga memiliki rasa yang enak dan gizi yang tinggi. Cara budidaya ikan lele juga relatif mudah, sehingga tidak mengherankan jika banyak orang yang tertarik untuk mencoba budidaya ikan lele. Persiapan Kolam Hal pertama yang harus dipersiapkan sebelum memulai budidaya ikan lele adalah kolam. Kolam yang digunakan untuk budidaya ikan lele harus bersih dan terhindar dari pencemaran, seperti limbah industri atau sampah rumah tangga. Kolam juga harus memiliki sirkulasi air yang baik agar kualitas air tetap terjaga. Pemilihan Benih Ikan Setelah kolam siap, langkah selanjutnya adalah memilih benih ikan. Benih ikan lele yang baik adalah benih yang sehat dan aktif. Benih ikan lele yang sehat memiliki warna cerah dan tidak terlihat lesu. Selain itu, benih ikan lele yang dipilih juga harus bebas dari penyakit dan parasit. Pemberian Pakan Setelah benih ikan lele ditebar di kolam, langkah selanjutnya adalah memberikan pakan. Pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan ikan. Pakan yang baik untuk ikan lele antara lain pelet ikan, cacing, udang, dan ikan kecil. Pengaturan Kualitas Air Kualitas air yang baik sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ikan lele. Sehingga perlu dilakukan pengaturan kualitas air secara teratur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan kualitas air antara lain pH air, suhu air, kadar oksigen, dan kadar amonia. Pengendalian Hama dan Penyakit Selama proses budidaya ikan lele, terdapat beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang ikan. Beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang ikan lele antara lain jamur, bakteri, dan parasit. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit secara teratur. Pemanenan Pemanenan ikan lele dilakukan setelah ikan mencapai ukuran yang diinginkan. Ukuran ideal ikan lele untuk dipanen adalah sekitar 500 gram hingga 1 kilogram. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring atau alat pancing. Kesimpulan Budidaya ikan lele merupakan usaha yang menjanjikan dan relatif mudah dilakukan. Dengan melakukan persiapan yang matang dan menjaga kualitas air serta kesehatan ikan dengan baik, diharapkan budidaya ikan lele dapat memberikan hasil yang memuaskan. Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis bisnis yang banyak ditekuni oleh masyarakat Indonesia. Ikan lele adalah ikan air tawar dengan perawatan yang cukup mudah. Pengembangbiakkannya pun bisa dilakukan dengan berbagai cara. Selain untuk bibit, ternak lele biasanya juga untuk lele konsumsi. Hal ini pun bisa dimanfaatkan menjadi peluang bisnis. Misalnya dengan menjual hasil ternak lele kepada para pengusaha rumah makan atau pedagang pecel lele yang banyak di temukan di sekitar kita. Pemanfaatan Ikan Lele Menjadi Olahan Pecel Lele Bagaimana cara untuk memulai budidaya ikan lele?Hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan lele 1. Kolam2. Bibit atau Benih3. Penebaran bibit 4. Pemeliharaan Perhatikan Warna Kolam5. PakanKebutuhan Pakan Lele6. PanenKolam Pertumbuhan Ikan Lele1. Kolam TerpalKolam terpal dinding tanahCara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal Dinding Tanah2. Kolam TanahCara untuk membuat kolam tanah adalah Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Tanah3. Kolam Tembok / BetonPembuatan kolam tembok dapat dilakukan dengan cara berikut Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam TembokProses Pemupukan Kolam4. Kolam BioflokKeuntungan Menggunakan Sistem Kolam BioflokCara Budidaya Ikan Lele di Kolam Bioflok Bagaimana cara untuk memulai budidaya ikan lele? Lele merupakan ikan air tawar dengan tubuh yang licin, agak pipih memanjang, dan memiliki beberapa sungut di bagian pinggir ujung mulutnya. Ikan lele bisa hidup di air tawar dengan suhu antara 28 – 32 derajat celcius. Di indonesia sendiri ada banyak jenis-jenis ikan lele. Jenis ikan lele dumbo adalah jenis lele yang paling banyak dikembangbiakkan di Indonesia. Untuk memulai beternak ikan lele, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bisa berhasil dengan baik. Ulasan dibawah ini akan mengupas tentang bagaimana cara untuk memulai beternak ikan lele bagi pemula. Ternak Ikan Lele Hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan lele Dalam beternak ikan lele, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan dan diperhatikan terutama bagi para peternak pemula. Berikut penjelasannya. 1. Kolam Hal utama yang harus anda persiapkan sebelum beternak ikan lele adalah kolam. Kolam lele pun terdapat bermacam jenis, misalnya kolam tanah, kolam terpal, kolam tembok, atau bisa juga kolam bioflok. Dalam pembuatan kolam, lokasi yang dipilih harus dekat dengan sumber air. Air yang digunakan untuk mengisi kolam pun harus air yang bersih tanpa ada kontaminasi limbah. Selain itu usahakan jauh dari permukiman warga dikarenakan untuk mengantisipasi dari keresahan warga akan bau pakan ataupun limbah lele. Contoh Kolam Ikan Lele Ukuran kolam bisa anda sesuaikan dengan keinginan anda. Tetapi anda harus memastikan bahwa ukuran kolam harus sesuai dengan jumlah benih lele yang akan dimasukkan. Hal tersebut untuk menghindari kepadatan lele yang berlebihan sehingga lele tidak kekurangan oksigen. Perhitungan antara luas kolam dan jumlah benih ikan lele yang dimasukkan yaitu setiap satu meter kolam menampung sekitar 100 benih. Jadi jika luas kolam anda misalnya 3 x 2 meter 6 meter maka kepadatan jumlah lele yang dianjurkan adalah maksimal 600 ekor benih. Perlu di ingat, untuk ukuran kolam tersebut diperuntukkan bagi ikan lele yang masih dalam bentuk bibit. Setelah masa pembibitan, ikan lele akan dipindah ke kolam pembesaran. 2. Bibit atau Benih Setelah kita selesai menyiapkan kolam, yang harus dilakukan setelah itu adalah memilih bibit atau benih lele yang baik. Bibit ikan lele yang baik harus yang benar-benar sehat. Ciri bibit yang sehat adalah yang bergerak lincah, kulit mengkilap tidak ada bercak, ukuran seragam, berenang aktif dan normal, dan untuk mengetes apakah lele tersebut bergerak dan berenang normal, anda bisa meletakkan lele di kolam berarus, apabila gerakan lele nya melawan arus dan dapat bertahan maka benih ikan lele tersebut baik. Pastikan juga lele tidak diam dan menggantung di kolam karena itu merupakan salah satu indikasi kalau lele tersebut kurang baik. Bibit Ikan Lele 3. Penebaran bibit Setelah pemilihan bibit, yang perlu kita lakukan adalah menebar bibit tersebut ke dalam kolam. Namun yang perlu diperhatikan adalah saat menebar bibit jangan langsung meletakkan semua bibit ke dalam kolam. Hal itu bisa menyebabkan bibit lele menjadi stress karena seharusnya butuh masa adaptasi terlebih dahulu dengan air kolam. Bibit lele harus menyesuaikan suhu dari ember atau jerigen bawaan dengan suhu air di kolam. Jadi yang harus kita lakukan adalah dengan meletakkan bibit lele kedalam ember atau jerigen lalu masukkan ke dalam kolam selama 15-30 menit. Setelah itu miringkan sedikit posisi ember atau jerigen dan biarkan benih lele keluar dengan sendirinya. Waktu yang pas untuk menebar benih adalah pada saat malam hari. Karena lele akan lebih tenang pada saat malam hari dibandingkan saat siang hari. Proses Menebar Benih Lele 4. Pemeliharaan Dalam memelihara ikan lele, dua hal yang penting yang harus diperhatikan adalah perihal pengelolaan air dan pemberian pakan. Kualitas dan kuantitas air harus tetap dijaga agar lele dapat berkembang biak dengan baik. Kuantitas air merupakan jumlah air yang tersedia yang berasal dari sumbernya. Contoh dari kuantitas air misalnya mata air, sungai di dekat kolam, atau saluran irigasi yang airnya masuk mengalir ke dalam kolam. Jumlah air yang masuk mengalir di kolam tersebut dinamakan debit air. Untuk budidaya ikan lele, debit air yang dibutuhkan adalah 10 liter per menit. Kualitas air pun harus dijaga, jangan sampai ada timbunan pakan di dasar kolam. Karena akan menimbulkan gas amonia yang dapat membuat lele mati. Jika sudah timbul bau busuk karena timbunan pakan di dasar kolam, gantilah air kolam. Buang sepertiga air kolam bagian bawah kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembersihan air kolam tergantung dengan banyak atau tidaknya memberi pakan. Apabila dalam pemberian pakan itu banyak maka air kolam harus lebih sering dibersihkan. Perhatikan Warna Kolam Warna air kolam yang baik Untuk warna air kolam, yang baik bagi ikan lele adalah warna hijau. Warna hijau menandakan banyak tumbuhan lumut di kolam. Kemudian warna air di kolam akan berubah menjadi kemerahan pada saat lele sudah dewasa dan siap panen. Usahakan air di dalam kolam lele jangan terlalu dangkal. Untuk bulan pertama bisa diisi air setinggi 20 cm, bulan kedua setinggi 40 cm, lalu bulan ketiga setinggi 80 cm. Air akan mengalami proses penguapan sehingga anda harus rutin mengisi air ke posisi normal. Agar lele tidak kepanasan, anda juga bisa menambahkan tanaman diatas kolam seperti enceng gondok atau daun talas. 5. Pakan Bagi para peternak pemula ikan lele, pakan merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan dalam beternak lele. Untuk pakan sendiri terdapat dua jenis yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan usia ikan lele. Ikan lele biasa diberi makan 3 kali sehari di waktu pagi, siang, dan sore. Untuk lele yang masih berusia satu sampai empat hari bisa diberikan pakan alami misalnya plankton, cacing tubifex atau cacing sutera, dan bisa juga diberi makan kutu air. Jika lele sudah berusia lebih dari 4 hari mulailah memberi pakan dengan kandungan protein minimal 30%. Lele yang belum besar dan beratnya belum mencapai 30 gram bisa diberikan pakan berupa pelet namun pelet yang dalam bentuk tepung atau crumble butiran kecil semacam pasir. Cacing Tubifex Jenis-jenis pakan ikan lele Kebutuhan Pakan Lele Setiap harinya lele membutuhkan pakan sekitar 3% – 6% dari berat tubuhnya. Misal berat lele 80 gram maka pakan yang diberikan adalah sebesar 8 gram 5% dari berat tubuhnya. Jadi setiap 10 hari ikan lele diambil sampelnya untuk ditimbang kemudian ditinjau kembali agar kita tahu berapa jumlah pakan yang harus ditambahkan seiring dengan pertumbuhan ikan lele. Saat menjelang masa panen maka 2 minggu sebelum lele di panen jumlah pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari berat tubuhnya. Perlu diingat saat memberikan pakan pelet jangan sampai berlebihan, karena pelet akan mengendap di dalam kolam. Pelet yang mengendap akan menimbulkan gas amonia dan bisa membuat lele mati. Untuk mencegah hama dan penyakit, anda bisa menambahkan penghalang di sekitar kolam agar hewan liar tidak memangsa ikan lele. Agar lele terhindar dari penyakit anda bisa menambahkan dengan antibakteri. 6. Panen Saat lele berusia 2,5 sampai 3 bulan, lele telah siap untuk di panen. Biasanya ukuran lele yang siap panen adalah dalam 1 kg berisi sejumlah 5-9 ekor lele. Agar lele tidak buang kotoran saat diangkut, maka satu hari sebelum dipanen lele jangan diberi makan. Lakukanlah sortasi sesuai keinginan anda atau pembeli agar ukuran lele bisa sama atau seragam. Ikan Lele yang Telah Siap Panen Kolam Pertumbuhan Ikan Lele Terdapat berbagai macam jenis kolam pertumbuhan ikan lele yang bisa anda pilih. Ada kolam terpal, kolam tanah, kolam semen, ataupun kolam bioflok. Berikut penjelasan mengenai masing-masing jenis kolam. 1. Kolam Terpal Bagi para pemula, kolam terpal menjadi pilihan terbanyak karena tergolong lebih murah daripada kolam tanah ataupun kolam semen. Terpal yang digunakan harus terpal dengan kualitas baik, tingkat kerapatan tinggi, dan buatan pabrik. Salah satu ciri terpal yang baik adalah jika di garuk tidak berbekas, jadi terpal tersebut semi karet. Setiap sambungan dari terpal harus dipress untuk menghindari kebocoran. Keunggulan menggunakan kolam terpal adalah bisa untuk beternak di lahan terbatas, biaya lebih murah daripada kolam semen, ikan lele tidak berbau lumpur, ikan lele tidak mudah terserang penyakit, dan memudahkan dalam melakukan penyortiran. Kolam terpal juga bisa dibuat di lahan terbatas. Namun kolam terpal tidak bisa permanen dan pemberian pakan tambahan lebih banyak. Hal tersebut dikarenakan di kolam terpal pakan alami akan lebih sedikit dibandingkan dengan kolam tanah. Kolam terpal sendiri terdapat dua macam, yaitu dengan dinding tanah dan dinding kerangka bambu, pipa, atau besi. Pada ulasan dibawah ini akan kami sampaikan cara membuat kolam terpal dengan dinding tanah yang pembuatannya lebih mudah daripada kolam terpat dinding bambu. Kolam Terpal Dinding Tanah Kolam terpal dinding tanah Cara untuk membuat kolam terpal dinding tanah adalah Gali tanah dengan ukuran 2 x 1 m dengan kedalaman 50 cm. Untuk ternak lele pemula bisa dengan ukuran 5 x 2 m dengan kedalaman 125 – 130 cm. Untuk tanah hasil galian tadi sebaiknya diletakkan di pinggir kolam sebagai tanggul untuk menghindari kolam jebol. Setelah proses peggalian selesai, berilah sekam pada dasar kolam secara merata. Selanjutnya, pasanglah terpal lalu ratakan. Jangan sampai ada permukaan yang menggelembung. Berilah bata atau batako di atas terpal agar terlihat rapi. Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal Dinding Tanah Untuk cara budidaya ikan lele di kolam terpal, setelah kolam terpal siap, maka kolam diisi dengan air. Setelah diisi air, kolam perlu dipupuk untuk menghilangkan zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam air. Selain itu juga untuk menyeimbangkan pH air agar sesuai dengan kebutuhan hidup lele. Anda bisa menggunakan pupuk atau kompos yang berasal dari kotoran sapi atau kambing. Masukkan kompos tersebut ke dalam karung, lalu taruh di dalam kolam. Biarkan karung kompos tadi mengambang. Jangan lupa untuk melubangi karung tadi menggunakan paku. Setiap meter kolam biasanya membutuhkan setengah kilogram pupuk. Setelah satu minggu, maka air kolam akan berubah menjadi kehijauan, tanda air kolam telah berisi plankton yang bisa untuk makanan bibit lele. Apabila memasuki hari ke 8 pemupukan, kompos yang berada di dalam kolam bisa diangkat. Selain dengan kompos, ada juga cara lain yaitu dengan menggunakan probiotik, ramuan herbal, atau bisa juga dengan garam krosok. Taburkan garam krosok sebanyak 2 ons per meter untuk memupuk kolam. Setelah kolam selesai dipupuk, mulailah menebar benih lele. Perhatikan juga mengenai kualitas air kolam dan juga tentang pemberian pakan. Untuk penjelasan mengenai kualitas air kolam lele dan juga pakan lele, sebelumya telah kami paparkan pada poin poin sebelunya diatas. 2. Kolam Tanah Selain kolam terpal, kolam tanah juga sering digunakan oleh para peternak lele karena biayanya relatif lebih murah. Kolam tanah juga akan menghasilkan lebih banyak pakan alami sehingga dapat menghemat budget untuk pakan buatan. Proses perombakan sisa pakan juga bisa secara alami. Namun kolam tanah cenderung lebih mudah bocor, debit air susah dikontrol, dan sulit untuk mengontrol ada tidaknya hewan predator. Cara untuk membuat kolam tanah adalah Galilah kolam dengan ukuran 25 x 10 meter dengan kedalaman kolam 80 – 180 cm. Kolam dibuat dengan tingkat kemiringan 3% dengan cara setiap 10 meter dari panjang kolam, ketinggian kolam dikurangi 30 cm. Untuk pematang kolam, untuk lebar pematang atas dibuat dengan tinggi 1 meter dan untuk pematang bawah dibuat dengan tinggi 3 meter. Timbun tanah dan padatkan dengan menginjak-injak tanah tersebut. Buatlah kemalir parit di tengah kolam dengan lebar 50 cm dan tinggi minimal 20 cm untuk memudahkan saat akan menangkap ikan lele. Untuk saluran air bisa dibuat dengan pipa paralon dengan ukuran 4 cm dan pipa tersebut diberi saringan kawat untuk menghindari hewan liar masuk ke dalam kolam. Pipa pemasukan air dibuat diatas kolam dengan jarak dari permukaan pematang sebesar 20 cm. Sebaiknya pipa pemasukan dibuat sepanjang 1 meter dan menjorok ke dalam kolam. Pipa pemasukan dibuat dengan jarak minimal 75 cm dari dasar kolam. Untuk pipa pengeluaran dibuat sebanyak 2 buah, bagian atas sebagai pengatur ketinggian air kolam sedangkan bagian bawah digunakan saat dilakukan pengurasan. Kolam Pembudidayaan Lele Sistem Kolam Tanah Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Tanah Secara umum, cara budidaya ikan lele di kolam tanah hampir sama dengan budidaya ikan lele di kolam terpal. Mulai dari persiapan air kolam, pakan, ataupun pengaturan mengenai kualitas air. Namun untuk kolam tanah, sebelum kolam diisi air, perlu dilakukan proses pengapuran dengan menggunakan kapur tohor sebanyak 50-250 gram/m2. Selain itu juga perlu dilakukan penggaraman kolam dengan rincian pemberian garam sebanyak 200-300 gram/m3. Kolam juga dikeringkan terlebih dahulu selama satu minggu untuk menumbuhkan pakan alami. Untuk kolam tanah, ketinggian air sekitar 100-120 cm. Sedangkan kemiringan dasar kolam dari arah pemasukan ke arah pengeluaran sekitar 1-2%. Guna mencegah masuknya hewan liar ke dalam kolam, maka pasanglah jaring atau saringan pada pintu masuk air. 3. Kolam Tembok / Beton Kolam tembok merupakan salah satu jenis kolam pembudidayaan lele yang sering digunakan oleh para peternak. Kelebihan dari kolam tembok adalah lebih tahan dari kebocoran dan tekanan air kolam. Perawatan kolam tembok lebih mudah, kualitas air mudah untuk dikontrol, serta lebih awet dan tahan lama. Tetapi untuk membuat kolam tembok memerlukan modal yang lebih banyak. Ketersediaan pakan alami juga tidak sebanyak kolam tanah. Karena dasar kolam tertutup oleh semen/tembok, maka proses penguraian alami kotoran ikan dan sisa makanan pun sulit dilakukan. Pembuatan kolam tembok dapat dilakukan dengan cara berikut Buat pondasi dan kerangka besi berukuran 25 x 10 meter untuk dinding kolam. Kedalaman kolam adalah 80 – 180 cm. Setelah itu, siapkan papan mal pondasi beserta tanggul kolam untuk pengecoran dinding kolam dan pondasi. Mulailah melakukan pengecoran. Biarkan dasar kolam tetap berupa tanah. Sebagai alternatif menekan budget pembuatan kolam, anda bisa menggunakan batu bata atau batako sebagai dinding kolam. Namun kedua bahan tersebut mudah retak. Untuk saluran pembuangan, pasanglah pipa paralon berbentuk L di salah satu sudut tanggul kolam. Sedangkan untuk saluran pemasukan air, pipa bisa dipasang di sudut tangggul kolam yang lain. Agar proses panen lele mudah dilakukan, maka pada bagian tengah kolam, buatlah kemalir atau parit yang terhubung dari saluran pemasukan hingga saluran pengeluaran. Budidaya Ikan Lele dengan Kolam Tembok Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Tembok Perlu diperhatikan, untuk cara budidaya ikan lele kolam tembok terdapat beberapa poin penting dalam hal persiapan kolam. Sebelum kolam digunakan, kolam dibersihkan dari kandungan racun yang terdapat pada semen. Anda bisa mengisi air di kolam yang baru saja dibuat sebanyak separuh dari kedalaman kolam. Lalu masukkanlah batang pohon pisang dan biarkan selama kurang lebih 2 minggu hingga batang pohon membusuk. Kandungan yang terdapat di dalam pohon pisang dapat menghilangkan racun yang terdapat di kolam beton yang baru. Setelah 2 minggu, bersihkan kolam dan batang pohon pisang, lalu keringkan kolam. Setelah kolam dikeringkan, lakukanlah proses pemupukan kolam. Proses Pemupukan Kolam Pemupukan bisa menggunakan pupuk organik atau kompos yang dicampur dengan tanah. Taburkan pupuk yang telah dicampur dengan tanah ke dasar kolam dengan ketinggian 10-15 cm. Pemberian pupuk bertujuan untuk meningkatkan pH air dalam kolam, membunuh bibit penyakit, dan yang paling penting sebagai media pertumbuhan plankon dan pakan alami bibit lele. Setelah dipupuk, isilah kolam dengan air setinggi 30 cm dan biarkan kolam tersinari panas selama 3 hari. Apabila sudah mencapai 3 hari, tambahkan debit air dengan meningkatkan ketinggian air yaitu sekitar 90-100 cm dan biarkan lagi selama 3 hari. Setelah 3 hari, masukkan tanaman seperti eceng gondok dan kolam tembok siap untuk digunakan. Untuk proses penebaran bibit, pemeliharaan, pakan, hingga panen, telah kami jelaskan pada ulasan sebelumnya diatas. 4. Kolam Bioflok Sistem kolam budidaya bioflok berasal dari dua kata yaitu “bio” dan “floc”. Bio mempunyai arti hidup sedangkan floc berarti gumpalan kecil. Jadi, sistem kolam bioflok adalah sistem pengembangbiakkan lele menggunakan mikroorganisme yang bisa mengolah limbah dari budidaya lele dan mengubahnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil floc sebagai pakan alami ikan lele. Pengubahan limbah budidaya lele menjadi gumpalan kecil oleh mikroorganisme dibantu oleh bakteri non patogen / probiotik. Sedangkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme tadi, bisa ditambah dengan bakteri probiotik yang bisa dibeli di toko pertanian, misalnya EM4. Pemasangan aerator juga diperlukan untuk memudahkan proses pengadukan air kolam sehingga sirkulasi oksigen di dalam air menjadi lancar. Gumpalan-gumpalan kecil tadi sebenarnya adalah kumpulan mikroorganisme air yang terdiri dari bakteri protozoa, fungi, algae, nematoda, dan organisme lainnya yang bekerja sama dengan unsur partikel organik. Lalu kumpulan unsur partikel tersebut diubah menjadi pakan alami bagi ikan lele. Kolam Bioflok Untuk Budidaya Ikan Lele Keuntungan Menggunakan Sistem Kolam Bioflok Keuntungan menggunakan kolam bioflok adalah penghematan pakan karena pakan alami sudah tersedia di dalam kolam. Selain itu, kolam bioflok juga cocok untuk budidaya lele dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Misalnya dalam luas kolam 1 meter anda bisa menebar bibit sebanyak 1000 ekor sedangkan pada kolam jenis lain hanya bisa untuk sekitar 100 ekor bibit. Lebih efektif bukan? Nah lantas bagaimana dengan pembuatan kolam bioflok? Untuk kolam bioflok sendiri saat ini sudah banyak orang yang menjual dalam bentuk siap pakai. Namun anda juga bisa membuatnya sendiri dengan bahan utama terpal kualitas bagus, paralon, semen, dan juga kerangka besi. Budidaya Ikan Lele di Kolam Bioflok Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Bioflok Cara budidaya ikan lele di kolam bioflok terhitung lebih ramah lingkungan. Sebelum dilakukan penebaran benih, perlu dilakukan beberapa hal terlebih dahulu yaitu dalam hal penyiapan air kolam. Yang pertama setelah kolam selesai dibuat, isilah kolam dengan air setinggi 80-100 cm. Kemudian diamkan selama satu hari, dan hari berikutnya adalah proses pemasukan bakteri. Masukkan bakteri non patogen atau probiotik ke dalam kolam dengan dosis kira kira 5 ml/m3. Pada hari ketiga, tambahkan pakan bakteri berupa probiotik dan molase sebanyak 250 ml/m3. Anda bisa menggunakan EM4. Pada malam harinya tambahkan dolomite sebanyak 200 gram/m3. Diamkan air pada kolam tersebut selama kurang lebih 7 sampai 10 hari agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang. Selama di diamkan, biarkan aerator tetap bekerja mengaduk-aduk air kolam. Setelah satu minggu, warna air kolam akan berubah menjadi kehijauan ataupun kecoklatan. Permukaan kolam juga akan menjadi lebih licin. Warna kolam kecoklatan berarti mikroorganisme yang berupa flok telah tumbuh. Setelah pH air dicek dan sesuai untuk pertumbuhan benih, lalu benih pun ditebar. Untuk pemberian pakan dilakukan seperti biasa. Sisa pakan dan kotoran lele akan menjadi nutrisi bagi bakteri dan mikroorganisme untuk dirubah menjadi flok. Setelah bioflok terbentuk, gumpalan tersebut bisa menjadi pakan tambahan alami bagi ikan lele. Nah, begitulah panduan dari kami sebelum anda memulai budidaya ikan lele. Semoga membantu. Kata Terkait budidaya ikan lele bioflok, cara budidaya ikan lele di terpal, cara budidaya ikan lele di kolam tanah, cara budidaya ikan lele di kolam tembok, cara budidaya ikan lele kolam terpal bagi pemula, ternak lele pemula, Tim dalam penulisan artikel nya di dukung oleh Bapak Agus Harianto beliau sosok senior di dunia peternakan di Indonesia alumni Fakultas Peternakan dan bersinergi dengan Akademisi lainya. Kami senantiasa berikhtiar berbagi tulisan yang bermanfaat. Komentar, kritik dan saran yang membangun sungguh merupakan energi positif bagi kami.

cara membuat kelompok budidaya ikan lele